VIVAnews - Ilmuwan University of East Anglia, Inggris Raya berhasil menemukan potensi energi alternatif dari sebuah bakteri.
Mikrorganisme ini dapat dimanfaatkan sebagai baterai untuk mengisi daya
perangkat elektronik, dengan memanfaatkan protein yang berada di
permukaan bakteri.
Dalam studinya, para peneliti menunjukkan membran sel bakteri dapat menghasilkan arus listrik ketika bersentuhan dengan logam atau mineral.
Dengan demikian, studi tersebut semakin dekat untuk membawa sel bahan
bakar alternatif dengan cara mengikatkan bakteri secara langsung ke
elektroda.
Bakteri yang digunakan dalam studi ini bukanlah
bakteri sembarangan, melainkan jenis bakteri laut yang dikenal sebagai
Shewanella oneidensis. Peneliti hanya memanfaatkan protein bakteri untuk
membawa elektroda dari dalam mikroba menuju ke bebatuan.
Peneliti kemudian memasukkan protein bakteri ke dalam lapisan gelembung,
yang berupa kapsul lemak kecil. Selanjutnya, protein diuji untuk
mengetahui seberapa bagus elektron berjalan antara donor elektron dari
dalam bakteri dan sebuah besi mineral di luar bakteri.
"Kami
mengetahui bakteri dapat mentransfer arus listrik ke logam dan mineral
serta interaksi ini tergantung pada protein khusus pada permukaan
bakteri," kata Dr Tom Clarke, ahli biologi University of East Anglia,
dilansir Daily Mail, 28 Maret 2013.
"Tapi, tidak jelas apakah
protein ini melakukannya secara langsung atau tidak langsung melalui
mediator yang tak dikenal di lingkungan itu," tambahnya.
Manfaatkan Limbah
Clarke menjelaskan, protein dapat langsung menyentuh permukaan mineral
dan menghasilkan arus listrik. Dengan demikian, ada kemungkinan bagi
bakteri untuk berbaring di permukaan logam atau mineral. "Lalu
menghantarkan listrik melalui membran sel mereka," jelas Clarke.
Ia mengakui, ini adalah kali pertama melihat kemampuan komponen membran sel bakteri mampu berinteraksi dengan zat yang berbeda.
"Bakteri ini menunjukkan potensi besar sebagai sel bahan bakar mikroba,
yang mana listrik dapat dihasilkan dari produk limbah domestik atau
pertanian yang rusak," ungkapnya.
Potensi lain yang dapat
dilakukan menurutnya bisa menggunakan bakteri sebagai pabrik kecil pada
permukaan elektroda, yang mana bahan kimia bereaksi menggunakan daya
listrik pasokan elektroda protein bakteri.
Peneliti
memperkirakan ada spesies lain yang dapat menghasilkan listrik.
Terobosan energi ini bisa mengarah pada penciptaan listrik yang bersih
dari bakteri atau "bio-baterai," dan dapat digunakan kala kondisi
darurat.
"Kami juga dapat melihat, bakteri digunakan untuk gadget sehari-hari, seperti charger ponsel atau mobil," ucap Clarke.
Dia berharap, bio-baterai ini sudah bisa dikomersialisasikan sepuluh tahun mendatang.
Penelitian Clarket telah diterbitkan dalam jurnal Proceeding of National Academy of Sciences.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar